Kamis, 09 Juni 2011
Sendu Setia
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 01.09 0 komentar
Tak kan terganti ( bundo )
Pertama kupandang warnamu,saat hati ini gersang,penuh dengan debu..
Seperti oase yang bangkitkan hasrat untuk berbagi angan..
Kamu hadir bawakan harapan kasih sayang,kamu buat aku tertunduk,merenung,dan menatap jauh kedalam mata indahmu.
Sungguh..adanya kamu,membuat hidupku tak senyaman dulu,aku telah tenggelam dan hanyut dalam lautan kasihmu.
Saat kututup mataku,terbesit keinginan untuk bawamu jauh kedalam kehidupanku.
Saat kuyakinkan hati ini bahwa kamu mampu bertahan dengan semua keadaanku saat ini.
Jujur dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam.aku katakan."aku sayang kamu,aku cinta kamu,aku akan selalu rindu padamu".
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada padamu,hingga buatlah kamu benci padaku karena perasaanku ini.
Dan percayalah,ketulusanku tak akan pernah terganti..
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 00.24 0 komentar
ada,untukmu
Aku disini menyelimutimu dengan rasaku.
Jikalau deras senandungnya masih saja membuatmu terpaku,lalu diam tersenyum.
Aku akan disini selalu menemanimu.
Jikalau deru itu datang lalu mengekangmu dengan seluruh kekuatanaya.
Aku masih akan disini,memelukmu hingga hangat terakhirku.
Jikalu tiba saat angin berdesir manis direlung hatimu.
Mungkin aku masih akan tetap disini melihatmu memberi uluran tangan kepadanya tanpa harus mengingat bahwa aku..pernah ada untukmu.
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 00.22 0 komentar
Itulah " Aku "
Ada yang memilih untuk membunuh segala perasaanya.
Tapi ada juga yang memilih untuk menjalani perasaanya.
"dan itu aku".
Ada yang memilih menyerah dalam ketidakberdayaan.
Namun ada yang tetap teguh memperjuangkan cintanya.
"dan itu aku".
Ada yang memilih menyerah.
ada juga yang memilih tetap bertahan.
"dan itu aku".
Ada yang ingin melupakanya. Tapi,
ada yang ingin tetap mengenangnya.
"dan itu aku".
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 00.05 0 komentar
Rabu, 08 Juni 2011
Inikah Difinisi " CINTA "
Langit serasa hampir jatuh menimpaku...Tertatih aku melangkah dengan kepalaku... Penat... Hidupku bukan hanya untukmu...Aku bersusah payah menjadi satu denganmu...Tapi, kau seperti minyak yang perlahan mengapung dariku... Enggan menyatu...Tak bisakah kau tunjukkan sedikit rasa yang sama... Tak bisakah kaumencintai keluargaku seperti kau mencintaiku? Ataukah mungkin memang kau tak pernah sungguh sungguh mencintaiku?Jangan anggap mereka seolah mereka tiada...Merekalah yang telah membawaku sejauh ini. Melampaui ruang dan waktu...Mengayuh dalam gelap hingga tak mampu kubedakan lagi jalan terjal maupun landai... Merekalah yang memapahku saat aku terjatuh... Sedangkan kau...Belum sampai setengah usiaku, aku mengenalmu...Kau bahkan tak tahu aku suka memainkan gitarku sambil berurai air mata...Kau juga tak tahu bagaimana menjaga perasaanku...Apakah memang cinta seperti ini?Apakah definisi cinta itu adalah mampu menahan rasa sakit?Jelaskan padaku!!!
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 23.40 0 komentar
HARAPAN SEMU
Tak ada harapan….
Kita seperti dua sayap yang berbeda. Sama sekali tidak bisa terbang pada satu tujuan yang sama.Walaupun dengan kepakan yang seiring detik menit yang berdetak... Sekencang-kencangnya secepat-cepatnya tetap jatuh tersakiti… Kita seperti iringan melody yang tak bersuara....Tak satupun terdengar keindahan lagu yang bergema... Walaupun hati ini ikut meresapi...Bahkan burung pun tak ikut bernyanyi…Kita tak mungkin menghangatkan seperti sinar matahari…Kita tak mungkin mengindahkan seperti waktu senja saat siang berganti malam…Kita tak mungkin menyejukan seperti angin di musim semi…Dan kita tak mungkin bahagia meski itu yang kita harapkan…
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 23.37 0 komentar
Kenyataan Yang Pahit
Masih amat kusayangkan.Belum lagi genap perasaan ini untuk kau rasakan, bahkan belum sempat jauh kau mengerti apa yang sebenarnya sedang kupikirkan tentangmu.Ya tentangmu yang kini tak seperti kemarin-kemarin. Aku sungguh memiliki rasa, ya jelas memiliki rasa, rasa yang pasti sama dengan yang kini kau usung di relung-relung hatimu. Rasa penat, rasa mengganjal, rasa yang membungkam tembok akal kita, karena semua yang sudah terjadi belum sepenuhnya ku mengerti, yang kubaca hanya emosi. Sekali lagi hanya bara emosi. Mungkin bisa meradangkan jasad ini sekalipun. Haaah ! Belum lagi kering ucapan yang terlontar dari bibirku tentang semua ini.Semua yang telah dan tengah terjadi.Jujur bila aku harus berkata…Ya, kurasa sudah saatnya. Pribadi adalah pribadi.Keunikan adalah milikmu, privasi adalah milikmu juga, kecerdasan jua milikmu.Jalanmu masih panjang. Sekali lagi aku tak pernah berhenti memikirkan dirimu, sampai detik ini, sampai kata-kata ini terangkai menjadi deretan kalimat panjang yang mungkin enggak akan pernah kau baca. Tak ada hari yang memberatkan nafas hatiku, kecuali beberapa hari ini.Kita masih seperti dulu kan? Kau masih seseorang yang mungkin bisa membanggakan aku kan Begitupun sebaliknya,aku masih bisa membanggakanmu, setidaknya di lain waktu dan di lain tempat, sekalipun pada akhirnya nanti kita tak pernah bertemu lagi. Aku cuma minta kesan yang manis, semanis saat kita mulai bertegur sapa, mungkin?Karena di balik semua ini, ada hal yang teramat berharga bagiku, lebih dari kehadiranku di sini …pagi ini… Satu kata, cuma satu kata yang menggambarkan hubungan kita selama ini, tak sempurna memang, tak selalu harmonis juga, tapi kita selalu menunjukkan ketulusan….Persahabatan …..Bukan tentang cinta semu yang penuh ilusi tak bertepi, tapi sebuah pertalian yang lebih tulus, lebih murni, yang kini entah kau simpan di mana rasa itu. Ingin sekali aku bertatap muka untuk yang terakhir kali, walau tak banyak yang akan ku sampaikan, tapi keputusanmu terlalu terburu-buru. Hanya yang kusayangkan adalah, sesuatu yang di awali dengan indah, semestinya di akhiri juga dengan indah….Lalu …katakanlah dengan indah..
Diposting oleh Suara Jeritan Tangan di 23.36 0 komentar